Jumat, 26 Juni 2009
seperti doa
puisiku menjalar kawah kawah gundah
mengesak pada dinding dinding kesah
menggelantung di ujung lidah
lalu menari di setiap lentik jari
puisiku seperti doa;
berkelana
menawarkan segala warna kebuncahan
yang selalu menyela dalam kehidupan
puisiku
bagai peluru yang membunuh kutukan
peluru yang meliuk
menancap di langit tinggi
memecah cakrawala lalu
mengeluarkan beban yang ada
hingga mulut rontok tak berasa
seperti doa
puisiku keluar melewati jendela jendela yang usang
terbang mengambang
di riak katakata
lalu berkumpul di rak rak persimpuhan
mengesak pada dinding dinding kesah
menggelantung di ujung lidah
lalu menari di setiap lentik jari
puisiku seperti doa;
berkelana
menawarkan segala warna kebuncahan
yang selalu menyela dalam kehidupan
puisiku
bagai peluru yang membunuh kutukan
peluru yang meliuk
menancap di langit tinggi
memecah cakrawala lalu
mengeluarkan beban yang ada
hingga mulut rontok tak berasa
seperti doa
puisiku keluar melewati jendela jendela yang usang
terbang mengambang
di riak katakata
lalu berkumpul di rak rak persimpuhan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
 
 

puisinya bagus2 nie...
BalasHapusmau ngga gabung di komunitas sastra air putih