Senin, 11 Mei 2009
bodoh : rembulan
sebab apa kau begitu setia pada malam
sedang tubuhmu hanya semu
mungkin bisa kukatakan “kau tak lebih dari barang mainan”
tak seindah seperti yang kubayangkan waktu kecil
lantas
apa Tuhan mengajarimu kesetiaan
Oo..
nasibmu mungkin tak seperti nasibku
aku bisa mengubahnya sewaktu-waktu
aku ingin duduk, bersandar, tiduran, makan, minum, berjalan, sesukaku
bahkan kalau ada perempuan, aku pun bisa menidurinya
Oo.. alangkah indahnya hidup
berasa nyaman tanpa ada penggoda datang
apa kau tak iri padaku
jangan-jangan kau ingin menerkamku dari belakang
menunggu titik lemahku
lalu
haapp… seperti nyamuk menjilat mangsanya
Lantas
berapa juta kopi yang kau tenggak
berapa juta pil dingin yang kau kunyah
berapa juta selimut yang kau pakai
kalau kau sakit lalu terkapar,
sebab dingin selalu menusuk tulangmu,
apa esok kau masih setia padanya
sudahlah rembulan
kau tak perlu memaksakan diri
tak baik jika kau begadang tiap malam
lihat, wajahmu banyak lubang dan mungkin jerawat
sekujur tubuhmu pucat
darah mengendat
air mata pun tak lagi kau punya
sedang tubuhmu hanya semu
mungkin bisa kukatakan “kau tak lebih dari barang mainan”
tak seindah seperti yang kubayangkan waktu kecil
lantas
apa Tuhan mengajarimu kesetiaan
Oo..
nasibmu mungkin tak seperti nasibku
aku bisa mengubahnya sewaktu-waktu
aku ingin duduk, bersandar, tiduran, makan, minum, berjalan, sesukaku
bahkan kalau ada perempuan, aku pun bisa menidurinya
Oo.. alangkah indahnya hidup
berasa nyaman tanpa ada penggoda datang
apa kau tak iri padaku
jangan-jangan kau ingin menerkamku dari belakang
menunggu titik lemahku
lalu
haapp… seperti nyamuk menjilat mangsanya
Lantas
berapa juta kopi yang kau tenggak
berapa juta pil dingin yang kau kunyah
berapa juta selimut yang kau pakai
kalau kau sakit lalu terkapar,
sebab dingin selalu menusuk tulangmu,
apa esok kau masih setia padanya
sudahlah rembulan
kau tak perlu memaksakan diri
tak baik jika kau begadang tiap malam
lihat, wajahmu banyak lubang dan mungkin jerawat
sekujur tubuhmu pucat
darah mengendat
air mata pun tak lagi kau punya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
 
 

Tidak ada komentar:
Posting Komentar