Minggu, 24 Mei 2009
Suatu Saat
Ibu
jika waktu nanti aku kembali
sedang daun-daun tak turun dari tubuhnya
sulamlah namaku pada daun-daun itu
aku ingin menikmati masa sunyi bersama angin
cericit burung dan rebahan embun
yang membasahi setiap lekuk huruf
dan mengalirkan dosa, membuangnya,
lalu mensucikan namaku
hari ini tak lain hari esok
seperti berada dalam selimut mimpi
tak berkaki
Ibu
jika aku kembali dalam sunyi
bertatap muka Sang Segala
yang aku berada di dalamnya
sematkan tubuhku dengan lembut
dengan cinta yang ku pinta
Ibu
jika suatu hari aku mendahuluimu
jangan pernah mengaduh
“Tuhan tak adil”
jangan pernah menuduh
“Tuhan salah orang”
hari ini tak kembali
mungkin lusa atau nanti
jika waktu nanti aku kembali
sedang daun-daun tak turun dari tubuhnya
sulamlah namaku pada daun-daun itu
aku ingin menikmati masa sunyi bersama angin
cericit burung dan rebahan embun
yang membasahi setiap lekuk huruf
dan mengalirkan dosa, membuangnya,
lalu mensucikan namaku
hari ini tak lain hari esok
seperti berada dalam selimut mimpi
tak berkaki
Ibu
jika aku kembali dalam sunyi
bertatap muka Sang Segala
yang aku berada di dalamnya
sematkan tubuhku dengan lembut
dengan cinta yang ku pinta
Ibu
jika suatu hari aku mendahuluimu
jangan pernah mengaduh
“Tuhan tak adil”
jangan pernah menuduh
“Tuhan salah orang”
hari ini tak kembali
mungkin lusa atau nanti
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
 
 

Tidak ada komentar:
Posting Komentar